Ocehan Gue Nih :D

Wednesday, 11 January 2012

Ini Diary Bukan Postingan, Hahahah

Sebelumnya, gue ngehimbau buat yang mau baca. Sebenernya ini lebih tepat diesbut diary daripada postingan buat blog. Tapi apalah dayaa, lempar tangan sembunyi batu. Kalo gak mau baca, mending gak usah daripada capek. Iya toh?


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Senin, 11 Januari 2012
8:23 pm

Ditemani es cream dan suara khas Taylor Swift yang mengalun lembut di kuping ku, aku ngetik ini. Agak lebay sih memang, but I love it. Minggu ini aku mulai mengurangi kebiasaan minum kopi demi menjaga kondisi tubuh supaya pas uas nanti bisa optimal. Fakultasku emang aneh, fakultasku baru ngadain uas (ujian akhir semester) minggu depan, padahal fakultas lain sudah selesai minggu lalu dan sudah mulai sibuk ngurus KRS (Kartu Rencana Studi) dan bayar SPP buat semester dua #sedih.

Oke, back to the story. Emang sih hari ini gak ada sesuatu yang special, gak ada sesuatu yang aneh, dan gak ada sesuatu yang ganjil. Lebay tuh gigi, sampe-sampe tanggal 11 Januari dibikin lagu *eh*. Tapi ga tau kenapa pengen aja nulis-nulis, udah lama gak nulis gini. Belakangan ini aku lagi gila sama film (padahal filmnya udah pernah bahkan sering ditonton, eits bukan blue film loh). Nah, alasan itu yang ngebuat aku jadi jarang nulis. Hehe.

Oke, dimulai pada subuh tadi. Niatnya mau bangun jam 5 pagi, olahraga sedikit, lari. Tapi apa daya, gara-gara keseringan bangun siang jadi gak bisa bangun pagi lagi, apalagi subuh. Jadi dengan sedikit paksaan dari bapak, bangunlah aku jam setengah enam. Rasanya males banget. Aku mulai dengan jalan selambat siput. Tapi ternyata, emang gak niat, baru 15 menit aku udahan dan kembali pada bantal dan guling tercinta. Hahah.
Aku tidur lagi. IYA TIDUR LAGI (sengaja diulang biar dramatis). Dan, bangun tepat pukul 08:00 am.

Hoaamm, puas banget rasanya tidur. Hehe. Tapi aku gak langsung bangun, rasanya masih kangen sama bantal dan guling. Setelah kotak-katik hape dan pencet-pencet hape gak jelas, pukul 09:30 am lah aku bener-bener bangkit. Setelah bangkit, aku gak langsung mandi, nonton tipi dulu sampai sekitar pukul 10:30 am. Teringat akan DPNA agama Hindu yang harusnya aku minta sebulan yang lalu dan baru aku minta kemaren, aku langsung bergegas mandi. Setelah mandi, aku berpakaian dan siap-siap ke kampus.

Di perjalanan menuju kampus, flat, datar, ga terjadi apa-apa (emang mau terjadi apa?), astungkara O:). Melewati jalan biasa menuju kampus, jalanan daerah sekitar kampus, sepi, mungkin karena memang SEMUA FAKULTAS SUDAH SELESAI UAS dan mereka LIBUR. Sampailah aku dikampus tercinta. Ku parkir motor dengan rapi. Sesampainya di dalam. “Siang bu, Pak Awalnya ada?” aku nanya sama  staf yang ada di dalam ruangan, melalui celah berukuran, mungkin, 15x10 cm yang terbuat dari kaca. “Oh, maaf. Bapaknya lagi rapat”. “Oh begitu ya, Bu. Kira-kira selesainya kapan yah?”. “Enggak tau tuh”. Buseeettt, terus ngapain nih aku kesini. “Oke, terima kasih, Bu”. Aku pergi dan meninggalkan ruangan itu menuju motor tercinta.

Dari kampus, aku langsung menuju rektorat untuk ngasi fotokopi-an titpan Fenny, yang belum dibayar dan emang sengaja gak ku tagih, gak enak (semoga dia gak baca ini hahaha). Selesai. Perut keroncongan, duit pas-pasan, sendirian aku pergi ke warung makan di daerah sekitar kampus. Aku pesen. Gak pake lama, makanan datang, karena emang masih terlalu pagi buat makan siang dan terlalu siang buat makan pagi. Makan sendirian diwarung makan emang gak enak, gak ada temen cerita. Tapi namanya udah kebelet lapar ya mau gimana lagi. Hehe. Makan sendirian gak kerasa, langsung habis gitu aja. Apa karena laper atau karena ga ada temen, aku susah ngebedainnya. Hahaha.

Selesai makan, masih ada tempat yang dituju, dan emang udah janjian sama Septi. Sebelum pergi, ya pasti gak lupa bayar makannya. Hahaha. Dengan kecepatan rata-rata 50km/jam, aku menuju ke Perpustakaan Daerah, yang letaknya lumayan jauh dari rumah dan lumayan deket dari kampus. Perjalanan panjang, apalagi lampu merahnya yang 70 detik itu. Belum lagi macetnya yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata, serasa hidup di ibu kota (Samarinda kan ibu kota, ibu kota Kalimantan Timur hehehe).

Kurang lebih 15 menit aku sampai di Perpusda. Panas. Cepat-cepat aku parkir motor dan bergegas masuk ke dalam. Setelah masuk, aku keluarkan kartu Perpus buat di cek di buku tamu elektrik, terus langsung titip tas dan dikasi kartu nomor lokernya. Naik lah aku ke lantai dua dimana Septi sudah menunggu. Celingak-celinguk, akhirnya kutemukan Septi. Ternyata dia gak sendirian, dia sama Jul. Dan duduk di tempat yang gak ada kipas anginnya. Akhirnya aku ngajak pindah tempat yang sedikit adem. Hehe. Ternyata mereka sudah disitu dari jam 10:00 am. Wow, jam segitu mah aku baru mandi. Hahah.

Buka soal yang mau dibahas. Gak ngerti itu yang dipake rumus apa. Kurang ngerti asal rumusnya darimana. Mumpung di perpus, dibukalah buku-buku tebel yang bisa dipake nimpuk maling. Masih gak ngerti. Kita bertiga nyerah. Kita bertiga akhirnya memutuskan nelpon Pak Herman. Tapi ga punya pulsaaa *ekspresi kayak di iklan*. Si Septi padahal agen pulsa, tapi lagi kosong, beli lah dia sama Pite. 5 menit. Belum masuk. 10 menit belum masuk juga. “Eh, aku haus nah” aku emang haus banget. “Minum dong” kata Jul. “Ayo temanin beli di kantin bawah” kataku. “Nanti aja gin, sekalian aku mau sholat” kata Septi. “Terus ini siapa yang jaga barang-barang kita? Notebook, dompet, hape?” kataku. “Oh iya yah. Yasudah kalian pergi sana” kata Septi. Akhirnya aku dan Jul pun pergi ke kantin.

Aku dan Jul menuju kantin. Sampai di kantin, “Eh, aku sholat aja deh dulu yah mumpung deket musholanya” kata Jul. “Yaudah aku tunggu disini”. Aku duduk sambil minum. 10 menit kemudian, aku sama Jul kembali ke perpus. Ternyata pulsanya udah masuk. Jul cepat-cepat nelpon Pak Herman pake nomornya Septi.

“Halo Pak, ini saya Siti Julaicha angkatan 2007, eh 2011…..” (entah darimana terlintas angka 2007 di kepala Jul) “….saya mau nanya soal yang bapak kasih waktu itu, bla bla bla….” (Jul nyebut soal)

“Oh yang itu ya? Sebentar ya saya masih sibuk. Sebentar saya ambil soalnya dulu” (Pak Herman dari sana entah dimana).

Karena berprediksi bapaknya sibuk, kami bertiga berinisiatif lain. Nanya Kak Agung. Iya. Jul pun nelpon Kak Mail buat nanya nomor Ka Agung. Dapet. Jul nelpon Kak Agung. Jawaban yang sama. Kecewa.

Setelah kurang lebih setengah jam berkutat dengan soal dan melototi soalnya, “Eh Jul ayo sholat” kata Septi. “Eh aku sudah sholat, yasudah sini ku temani”. Pergilah mereka berdua menuju mushola, sementara aku nunggu barang-barang. Beberapa detik setelah mereka pergi. Drrt… Drrt… Handphone Septi bergetar. ‘Pak Herman’. Aduh kayak apa ini, aku gak tau apa yang mau ditanya. Dengan ragu aku ngangkat telpon itu. “Halo Pak” kataku. “Soal mana yang mau ditanya” kata Pak Herman di seberang sana entah berada dimana. “Ehm, maaf Pak, yang mau nanya lagi sholat nanti saya telepon lagi”. “Oh”. Tutt.. Tuutt… Tuuutt.. Telepon putus. Astaga jawaban bodoh apa itu? Dosen kok ditolak. Aaaaa. Untung Bapaknya gak tau yang ngangkat telepon itu aku (semoga bapaknya gak baca ini).

Kurang lebih 10 menit   Jul sama Septi balik dari mushola. Dan aku pun langsung ngasih tau kalo tadi pak Herman nelpon. “Ya, ampunnn Windaaa. Kenapa gak nanya” ekspresi mereka berdua hampir sama. Iyaaa tauuu, begooonya aku. Jul pun langsung nelpon bapaknya lagi. Dan, bukannya ngerti, kami bertiga tambah bingung, walau gak sebingung tadi.

Akhirnya kami bertiga punya inisiatif lain. Telpon Sheny. Sheny nan baik dan cantik itu pun akhirnya mau dating ke perpusda tanpa bujuk rayu dan gombal (makasih Sheny :*). Kurang lebih 20 menit, Sheny datang. Sheny langsung menjelaskan beberapa soal, dan astungkara, kami bertiga jadi ngerti asal muasal semua rumus itu. Tapi ada beberapa soal yang memang ajaib. Inisiatif Sheny, nelpon Pak Herman lagi. Bukannya ngerti malah bingung + dapet sedikit ceramah. Huahaha.

Kami nyerah. Dan, untuk terakhir kali, aku yang disuruh nelpon. Ah ga mauuuu. Gak mau jadi tumbal. Hahaha. Berhentilah sampai disitu sesi belajar kelompoknya. Akhirnya kami berempat melakukan kegiatan biasa wanita, GOSIP. Wahaha. Dimulai dari status Apoteker yang kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia, sampe gossip hal-hal yang gak perlu disebut disini. Disela-sela keasikan gossip, handphone Sheny berdering. SMS dari wheny, kekasih sang kating nan baik hati dan waras itu (hueek). ‘Katanya gak jadi kuis’. Dan wow, luar biasa sekali bela-belain belajar di perpus dari melototin soal sampe nelpon Pak Herman ternyata kuisnya ga jadi? Sesuatuu banget~

Akhirnya kami pun mem-Masa Bodoh-kan kuis yang gak jadi itu, toh si kating belum berani kasih info kalo kuisnya gak jadi. Kegiatan gossip menggosip pun dilanjutkan. Gak terasa, waktu udah menunjukkan pukul 05:56 pm. Woww, dahsyat 6 jam lebih duduk disini. Kami berempat pun memutuskan pulang ke rumah masing-masing, termasuk aku. Dengan kecepatan kurang lebih 60 km/jam dan perut keroncongan, aku pulang ke rumah.

Yap, maybe, sampai disini dulu sesi curhat lewat blog ini. Beberapa pesan yang dapat diambil.

1Biasakan bangun pagi soalnya kalo sekali bangun siang pasti susah bangun pagi.
2. Kuatkan niat kalo mau melakukan sesuatu.
3. Jangan buang-buang waktu habis bangun tidur. Time is money!
4. Biasakan sarapan pagi.
5. Gak usah malu nagih sesuatu ke temen yang akhirnya membuat duit pas-pas-an.
6. Jangan makan sendirian di warung makan. 
7. Biasakan kerja kelompok, pecahkan masalah bersama, di jamin jadi lebih ringan.
8. Kalo nelpon dosen yang sopan, jangan kayak aku, ditelpon dosen alibi nya bodoh. Hahaha.
9. Marahin kating kalo gak nepati janji. Pukuli.
10. Jangan biasakan begosip, waktu jadi nda terasa. Hihihi.
11.   Udah dulu yah, capekkk. Dadadahhh.

No comments:

Post a Comment

Cuma baca aja? Yuk tinggalin jejak, supaya aku bisa kunjung balik dan ninggalin jejak di blog kamu :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...