Bicara tentang farmasi, orang awam pasti nyebutin 'Apoteker'. Apoteker itu, apa sih?
Penjual obat?
Penjaga toko obat?
Penjaga apotek?
Temen nya dokter?
Duh, kasian banget. Apoteker aja definisi dan fungsinya masih kurang dipahami sama masyarakat. Gimana gue mau terjun langsung ke masyarakat? Ntar dikira mau jualan obat lagi -_-
Oke. Kali ini gue mau sedikit ngebahas apa itu farmasi, dan bagaimana lingkup kerja seorang farmasis atau apoteker. Masalah penyebutan farmasis atau apoteker sendiri masih menjadi masalah hangat di dunia kefarmasian. Farmasis = tenaga kefarmasian (asisten apoteker, S1 Farmasi), apoteker; Apoteker : profesi atau keahlian khusus seorang farmasis dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam bidang kefarmasian, khususnya melayani masyarakat (pemahaman gue sih gini). Jadi, karena penyebutan farmasis atau apoteker masih jadi kendala, disini gue memakai kata 'farmasis' karena apoteker termasuk dalam farmasis juga.
Seperti yang udah diketahui oleh masyarakat umum, farmasi tentunya berhubungan dengan obat-obatan. Mulai dari menemukan senyawa baru yang berpotensi menjadi obat, memformulasikan senyawa tersebut sampai menjadi produk obat atau sediaan, hingga memantau dan memprediksi bagaimana perjalanan dan nasib obat di dalam tubuh.
Jadi seorang farmasis itu berat.
Nyawa pasien sebenarnya menjadi tangggung jawab seorang farmasis. Gimana enggak? Untuk memberi obat sama pasien itu sebenernya gak sembarangan. Dokter memang ngasih resep, tapi seorang farmasis juga bertanggung jawab menganalisa obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter untuk kemudian nantinya dikonsultasikan lagi ke dokter kalau misalnya obat nya emang gak sesuai. Entah itu karena dosisnya atau bahkan karea obat yang dikasih itu ternyata punya potensi interaksi sama obat lain yang juga diresepkan sama si Dokter tadi.
Jadi seorang farmasis itu berat.
Seorang farmasis kerjanya gak cuma di apotek. Farmasis juga punya tugas penting untuk menemukan obat baru atau mengambangkan obat yang udah ada. Gue, lemah banget dibidang ini, formulasi. Entah kenapa. Gue gak dapet feel aja di bagian ini. Formulasi itu susah, dan seorang farmasis itu hebat. Bisa memformulasikan obat sekian rupa.Bayangin aja, misalnya tablet nih. Sederhana memang bentuknya. Tapi, proses formulasinya kompleks banget. Kita harus nentuin bahan-bahan tambahan apa yang gak bakal bereaksi sama zat aktifnya, belum lagi nentuin bahana tambahan yang gak bereaksi sama bahan tambahan lainnya. Terus nyesuain sama kemasannya, kondisi lingkungannya. Pokoknya ribet bin susah. Gue mah ngerti pas udah deket-deket ujian praktikum aja. Tugas gue di praktikum formulasi gitu cuma satu, desain kemasan. Ya seenggaknya gue cukup bermanfaat menyumbangkan nilai 5% dari 100%.
Jadi seorang farmasis itu berat.
Gak cuma di apotek atau sekedar formulasi aja. Tapi seorang farmasis juga harus tau gimana nasib dan perjalanan obat kalo mereka udah masuk ke dalam tubuh. Mulai dari mulut sampai nantinya dikeluarin. Gimana interaksinya sama organ pencernaan manusia, sampai memprediksi efeknya berapa lama. Gimana konsentrasi obatnya di dalam darah, mekanisme obatnya.
Jadi seorang farmasis itu berat.
Banget. Kuliahnya aja berat apalagi nantinya. Tapi, semoga dan mudah-mudahan kalo itu semua dijalanin bakal jadi ringan dan mudah. Intinya, kalo masuk farmasi, udah jalanin aja. Jangan ngoyo, jangan ngeluh. Kalo emang gak kuat, keluar dari awal. Pindah ke ilmu yang lebih ringan. Tapi menurut gue, semua ilmu punya porsi beratnya sendiri sih. Ya, kesimpulannya kalo mau masuk farmasi harus siap mental dan fisik yang tinggi deh. Jangan takut dengan susah dan beratnya mata kuliah atau praktikum yang bakal dijalanin. Buktinya, lulusan farmasi banyak toh. Mereka aja bisa, kenapa kita enggak?
Jadi seorang farmasis itu HEBAT!
Farmasis itu hebat, profesi yang mengagumkan. Tapi fenomena yang sering gue temuin, kebanyakan seorang farmasis minder dengan profesinya. Minder sama profesi dokter. Padahal farmasis dan dokter itu sama-sama penting. Tanpa farmasis, dokter tidak bisa jalan. Dan tanpa dokter, farmasis juga belum tentu bisa jalan. Ya, harusnya farmasis dan dokter berjalan beriringan bersama-sama karena sama-sama saling membutuhkan. Banggalah menjadi farmasis. Karena jadi seorang farmasisi itu HEBAT!
Selamat malam!
Semua gambar ditemukan di google.com
Profesi pelayan masyarakat emang berat, dan kadang masyarakatnya sendiri ga merhatiin dan ga terlalu peduli sama kita. Tapi kitanya tetap mesti profesional.
ReplyDeleteSemangat bu farmasis.
Yap bener banget. Masyarakat taunya tenaga kesehatan itu cuman dokter, padahal kan banyak. Ada kesmas, analis kesehatan, perawat.
ReplyDeleteMakasih ya udah mampir
Jadi seorang farmasi itu berat, gue setuju banget. Salah takaran dikit aja, bisa bahayaaa. Keren winda, lanjutkan! Hahaha
ReplyDeleteyoi wang, berat bangettt.
DeleteKalau mau ngeracun gebetan mantan bisa dong ya :D
ReplyDeleteEnggak juga ngeracunin mantan dong xD
DeleteFarmasis itu memang profesi yang benar-benar hebat :)
ReplyDeleteiya, banget. thanks for comming :)
Delete