Bagaimana jika kali ini aku buat cerita tentang kematian, apa kau berani membacanya? Tidak. Bukan kematian si pemeran utama atau pun tokoh lainnya dalam cerita ini. Tapi tentang kematianku, sang penulis cerita ini.
Siap?
Hidupku biasa-biasa saja sebelum Ayah menikah dengan Tante Gina. Sekarang? Lihat saja sendiri. Tante Gina lihai memainkan perannya dihadapan Ayah. Begitu Ayah pergi, jiwa iblisnya keluar tidak tanggung-tanggung.
Jatah uang saku ku dan Noval, adik lelaki ku, tak pernah sampai ke tangan kami. Entahlah, mana yg Ayah sayangi sampai mempercayakan kami pada iblis satu itu.
Belum lagi kelakuan hina Tante Gina ketika Ayah mendapat tugas ke luar kota. Tidak tanggung-tanggung ia membawa serta beberapa laki-laki ke dalam kamarnya. Entah apa yg ia lakukan, menghasilkan suara menjijikan yg terdengar hingga luar kamar. Tidak sekali dua kali, hal itu sering ia lakukan sampai suatu hari ia terdiagnosa penyakit HIV/AIDS.
Ayah memang malaikat, sedikit pun ia tidak marah ataupun dendam pada Tante Gina. Ia tetap menganggap Tante Gina selayaknya orang normal tanpa HIV/AIDS. Hanya saja, jiwa iblis Tante Gina lebih besar. Ia memang berhenti melakukan hubungan terlarang, namun kelakuan iblisnya makin menjadi. Ia mulai mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Perabotan di rumah satu-persatu dijual untuk melunasi hutang-hutangnya. Sampai Ayah kemudian berkorban, untuk kesekian kalinya, dengan rela dipindahkan ke pelosok untuk memperoleh gaji lebih tinggi. Aku dan Noval mohon kepada Ayah agar kami dapat ikut serta dengan beliau. Namun beliau malah berkata, "Nada dan Noval disini saja ya, menemani dan mengawasi Tante Gina. Ayah bakal pulang setiap dua bulan sekali kok, Ayah janji."
Kata-kata terakhir Ayah. Karena lima jam kemudian kami mendapat kabar bahwa kendaraan yg Ayah tumpangi jatuh ke dalam jurang. Ya Tuhan, betapa malang nasibku dan adikku. Kami yatim piatu, dengan ibu tiri pecandu narkotika dan penderita HIV/AIDS.
Tidak ada simpati dari Tante Gina. Ia bahkan tega memisahkanku dengan Noval. Ya! Tante Gina menjual Noval! Dan lagi-lagi, ia kembali membawa serta banyak laki-laki ke dalam rumah! Aku....aku rasanya tidak sanggup melanjutkan cerita ini. Karena.....karena beberapa jam lalu, salah satu setan peliharaan Tante Gina dengan teganya memaksaku.....melakukannya. Ya kalian pasti tahu! Aku diperkosa olehnya! Oleh laki-laki yg telah tertular penyakit Tante Gina! Dan itu artinya, aku juga tertular!!!!
Sebilah pisau kini ada di tangan kiriku. Aku mengandap-ngedap menuju kamar Tante Gina. Aku melihatnya sedang asik menghisap lintingan ganja. Tanpa rasa hormat aku masuk dan menggorok lehernya. Tentu, dia takkan merasakan sakit. Karena aku menyelamatkannya dari rasa sakit dan menghantarkan nya ke neraka dengan segera. Detik berikutnya, aku menggunakan pisau itu untuk membelah nadiku. Selamat tinggal para pembaca!
*maaf aku tidak menepati janjiku, karena pada akhirnya semua tokoh di cerita ini akan mati. Kecuali tentunya, adik ku tersayang*
Love,
Nada.
Gak sia-sia ya lama gak ngepost. Sekalinya ngepost, keren-keren postingannya. Ini nyata?
ReplyDeletePerhatiin juga ya Dit? XD
DeleteGak lah, fiksi ini huehehe
Ya gitu deh.haha
DeleteSepertiya sedang asik dengan teman 'kematian' ya tulisannya.
Hha iya nih dit lagi 'mati' rasa soalnya haha
Deletesebenernya kurang panjang, tapi bagus kok. mungkin kalo lebih panjang, lebih menyentuh hati.. :) nice post!
ReplyDeleteMau dipanjangin takut malah garing hehe. Makasih ya :D
Delete