Ocehan Gue Nih :D

Monday, 8 December 2014

Bunga

'Sebut saja, Bunga'
Begitu kata surat kabar harian. Padahal, namaku memang Bunga. Seperti yang sering digunakan di surat kabar mana pun, Bunga pastilah seorang korban wanita. Nama yang disamarkan.
Itu lah aku. Aku adalah korban kebejatan pamanku sendiri. Tidak sekali dua kali, berkali-kali dia memaksaku untuk melakukan hubungan suami istri dengannya. Alih-alih menolak, dia mengarahkan pistolnya ke kepalaku sebelum aku sempat menolaknya. Sampai suatu hari aku hamil, dan dengan teganya ia memintaku untuk menggugurkan janinku, darah dagingku sendiri.
Tentunya, dengan segala pertimbangan aku memutuskan setuju dengan perintahnya. Ia mengantarkan ku ke tempat dimana orang-orang sering melakukan aborsi. Tempatnya terpencil, jauh dari keramaian dan hingar bingar kota. Sepanjang perjalanan hanya terlihat pohon di kanan jalan dan jurang yg cukup dalam di sisi kiri jalan.
Begitu sampai di rumah aborsi. Kami sedang menunggu giliran. Terdengar suara jeritan seorang wanita dari dalam salah satu ruangan. Beberapa saat kemudian, wanita itu keluar dengan kursi roda dengan peluh yg membanjiri seluruh tubuhnya.
"Pasien berikutnya, Bunga."
Aku menoleh sebentar ke arah Pamanku, Ayah dari anakku, yg dengan gagahnya berpakaian dinas polisi, dengan tatapan nanar seakan meminta mohon padanya agar ia mencegahku melakukan aborsi. Bukan simpati, namun mata melotot yang malah ku dapatkan.
Aku menyerah. Aku berjalan gontai memasuki ruangan yang hanya disekat dengan gorden berwarna hijau. Di dalamnya terdapat sebuah ranjang dan meja berisi peralatan untuk melakukan aborsi. Aku kemudian diminta mengganti pakaian dengan pakaian yg telah disiapkan dan berbaring diranjang tersebut.
Aku tidak ingin menceritakannya secara detail. Namun, disela-sela aborsi tersebut tiba-tiba aku mengalami pendarahan. Dan ini lah aku, sebuah jiwa yang tersesat. Tanpa raga. Aku melihat Pamanku panik. Kemudian ia bergegas masuk ke dalam mobil.
Seakan bisa membaca pikirannya. Ia telah membuat beberapa rencana. Ia akan membuat alibi, bahwa aku hamil karena pacarku dan ia mengantarkanku untuk melakukan aborsi. Sungguh licik. Ia bukan hanya membunuhku dan calon anaknya, tapi ia juga membunuh rasa kemanusiaannya.
Hujan deras menghantarkan Pamanku menuju rumah orang tua ku. Terlintas sebuah ide cemerlang dalam pikiranku. Orang sekeji dan sebejat Pamanku harus membayar apa yg telah ia perbuat. Nyawa dibayar nyawa.
Kubuat mobil Pamanku oleng dan pada akhirnya masuk ke dalam jurang. Aku lihat mobilnya meledak di dalam sana, di dalam jurang dengan kedalaman 5 sampai 7 meter.
"Nak, kini kita bisa hidup di neraka bersama Ayahmu yang bejat. Maafkan Ibumu ini, yang tidak bisa memberikan kehidupan layak padamu."

Saturday, 6 December 2014

Nada

Bagaimana jika kali ini aku buat cerita tentang kematian, apa kau berani membacanya? Tidak. Bukan kematian si pemeran utama atau pun tokoh lainnya dalam cerita ini. Tapi tentang kematianku, sang penulis cerita ini.

Siap?

Hidupku biasa-biasa saja sebelum Ayah menikah dengan Tante Gina. Sekarang? Lihat saja sendiri. Tante Gina lihai memainkan perannya dihadapan Ayah. Begitu Ayah pergi, jiwa iblisnya keluar tidak tanggung-tanggung.

Jatah uang saku ku dan Noval, adik lelaki ku, tak pernah sampai ke tangan kami. Entahlah, mana yg Ayah sayangi sampai mempercayakan kami pada iblis satu itu.

Belum lagi kelakuan hina Tante Gina ketika Ayah mendapat tugas ke luar kota. Tidak tanggung-tanggung ia membawa serta beberapa laki-laki ke dalam kamarnya. Entah apa yg ia lakukan, menghasilkan suara menjijikan yg terdengar hingga luar kamar. Tidak sekali dua kali, hal itu sering ia lakukan sampai suatu hari ia terdiagnosa penyakit HIV/AIDS.

Ayah memang malaikat, sedikit pun ia tidak marah ataupun dendam pada Tante Gina. Ia tetap menganggap Tante Gina selayaknya orang normal tanpa HIV/AIDS. Hanya saja, jiwa iblis Tante Gina lebih besar. Ia memang berhenti melakukan hubungan terlarang, namun kelakuan iblisnya makin menjadi. Ia mulai mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Perabotan di rumah satu-persatu dijual untuk melunasi hutang-hutangnya. Sampai Ayah kemudian berkorban, untuk kesekian kalinya, dengan rela dipindahkan ke pelosok untuk memperoleh gaji lebih tinggi. Aku dan Noval mohon kepada Ayah agar kami dapat ikut serta dengan beliau. Namun beliau malah berkata, "Nada dan Noval disini saja ya, menemani dan mengawasi Tante Gina. Ayah bakal pulang setiap dua bulan sekali kok, Ayah janji."

Kata-kata terakhir Ayah. Karena lima jam kemudian kami mendapat kabar bahwa kendaraan yg Ayah tumpangi jatuh ke dalam jurang. Ya Tuhan, betapa malang nasibku dan adikku. Kami yatim piatu, dengan ibu tiri pecandu narkotika dan penderita HIV/AIDS.

Tidak ada simpati dari Tante Gina. Ia bahkan tega memisahkanku dengan Noval. Ya! Tante Gina menjual Noval! Dan lagi-lagi, ia kembali membawa serta banyak laki-laki ke dalam rumah! Aku....aku rasanya tidak sanggup melanjutkan cerita ini. Karena.....karena beberapa jam lalu, salah satu setan peliharaan Tante Gina dengan teganya memaksaku.....melakukannya. Ya kalian pasti tahu! Aku diperkosa olehnya! Oleh laki-laki yg telah tertular penyakit Tante Gina! Dan itu artinya, aku juga tertular!!!!

Sebilah pisau kini ada di tangan kiriku. Aku mengandap-ngedap menuju kamar Tante Gina. Aku melihatnya sedang asik menghisap lintingan ganja. Tanpa rasa hormat aku masuk dan menggorok lehernya. Tentu, dia takkan merasakan sakit. Karena aku menyelamatkannya dari rasa sakit dan menghantarkan nya ke neraka dengan segera. Detik berikutnya, aku menggunakan pisau itu untuk membelah nadiku. Selamat tinggal para pembaca!

*maaf aku tidak menepati janjiku, karena pada akhirnya semua tokoh di cerita ini akan mati. Kecuali tentunya, adik ku tersayang*

Love,
Nada.

Hujan

Halo, namaku Hujan. Seperti namaku, aku sangat mencintai hujan. Berbeda dengan orang-orang, ketika hujan turun aku tidak berteduh. Aku senang menari di bawah hujan.

Suatu hari, ketika aku sedang menari di bawah hujan, seorang pria menghampiriku dan kemudian memberikan payungnya padaku. Ia berkata, "Aku senang melihatmu menari, tapi tolong jangan sakit."

Untuk sesaat aku mendengus kesal, namun ketika memandang mata birunya aku seakan terhipnotis dan mengangguk. Matanya teduh, seakan siap melindungiku dari segala bentuk ancaman. Wajahnya sedikit pucat -atau memang karena warna kulitnya yg seperti itu- dan raut wajahnya tegas dengan rahang yang kuat. Wajahnya tidak asing.

Aku pun berteduh di bawah payungnya dan mengikutinya berjalan. Dari samping, aku curi-curi pandang memandangnya. Ya Tuhan dia sangat tampan! Wajahku memerah sesaat dan disaat bersamaan ia menoleh padaku, aku hanya bisa tertunduk. Ia tersenyum melihat tingkahku.

Kami kemudian memasuki pagar sebuah rumah tua. Bunyi melengking terdengah ketika ia membuka pagar, membuatku menutup telingaku untuk sesaat. Kemudian ia meraih tanganku, "ayo masuk, sebelum kamu tambah pucat." Dan aku mengangguk.

Rumah itu terlihat nyaman, meski cat yang melapisi dinding rumah itu mulai mengelupas disana sini. Pekarangannya cukup luas, namun tidak terawat. Begitu memasuki ruang tamu, kami disambut dengan satu set sofa dari kayu jati lengkap dengan lemari yang memisahkan antara ruang tamu dengan ruang tengah. Berbeda dengan ruang tamu, diruang tengah terdapat satu set sofa empuk berwarna putih dengan televisi 42 inchi disisi lainnya. Penerangan di rumah ini agak sedikit menakutkan, karena hanya terdapat lampu meja untuk ruang tengah -atau mungkin memang sengaja dimatikan untuk menghemat biaya-.

Pria itu menuntutku ke dalam sebuah kamar, "kamu mandi dulu ya, keran air panas berwarna biru dan di lemari itu ada baju seukuran kamu, kamu bebas memilih baju yang mana saja." Aku mengangguk dan masuk ke dalam kamar tersebut.

Selesai mandi, aku berkeliling melihat-lihat isi kamar itu. Di kanan tempat tidur terdapat puluhan bingkai foto yang berisi foto seorang wanita tersenyum sumringah. Di beberapa foto lainnya, aku melihat foto wanita itu bersama pria yg membawaku kemari. Mereka terlihat bahagia.

"Itu adikku, Nadin. Dia meninggal karena kecelakaan tepat satu tahun yang lalu." Suara itu tiba-tiba menggema di dalam kamar itu dan bersamaan dengan aku menaruh foto itu kembali ke tempatnya. "Sup sudah aku panaskan, ayo kita makan."

Aku mengikutinya berjalan ke ruang makan. Seperti ruang tamu, peralatan dan furniture di ruangan itu kebanyakan terbuat dari kayu jati. Aku kemudian mengambil tempat di sisi kiri meja makan. Sesaat kemudian aku terhanyut dalam hangatnya sup buatan pria itu.

Setelah selesai makan, aku merasa sedikit mengantuk. "Apa aku boleh tidur di sofa ini sembari menunggu hujan berhenti?" Pria itu mengangguk. Dan detik berikutnya aku telah terlelap dalam empuknya sofa itu.

Terlelap beberapa jam membuatku nyaman. Aku memutuskan untuk bangun. Tapi hey, tunggu. Aku melihat diriku masih terlelap di sofa itu. Betapa terkejutnya aku melihat sebilah pisau tertancap manis di perutku. Warna merah darah mengotori sofa putih itu. Pria itu terduduk sambil menangis.

"Aku sudah membunuh pembunuh mu, Nad." Katanya sambil terisak.

Waktu kemudian terasa seperti berputar, tepat satu tahun lalu. Aku mengendarai mobil dalam hujan dengan kecepatan penuh, sambil tergesa-gesa. Tiba-tiba dari arah kanan, seorang wanita menyebrang. Kecelakaan tidak terhindarkan.

Wajah wanita itu tidak asing. Dia Nadin. Ya Tuhan, ternyata pembunuh Nadin itu aku. Sejak kecelakaan itu, aku tidak mengingat apapun.

Akhirnya aku mengerti, pria itu sudah menyimpan dendam padaku selama satu tahun ini. Maaf.

Sesaat kemudian, waktu berputar kembali ke rumah tua itu dan aku melihat pria itu menembakkan pistol ke kepalanya bersamaan dengan makin derasnya hujan.

Tuesday, 28 October 2014

Latepost: Selamat Hari Blogger Nasional

Selamat Hari Blogger Nasional!

Seperti yg kita tau, setiap tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Blogger Nasional, harinya para blogger.

Menjadi seorang Blogger itu enggak mudah loh! Bahkan Blogger yg sekarang udah pada jadi seleb pun ngerasain jatuh bangun nya menjadi blogger. Aku, Kamu, Kita, pasti pernah ngerasain dong, walau aku gak yakin Aku, Kamu, Kita sekarang jadi orang terkenal gegara blog. Haha!

Konten dalam Blog seorang Blogger sekarang mulai bervariasi, mulai dari postingan curhatan, cerita kehidupan si penulis, hobi (gambar, desain grafis), tutorial, review (entah review film, tempat makan, dsb), dan masih banyak lagi konten-konten lainnya.

Artinya apa?
Artinya menjadi seorang blogger adalah suatu profesi besar, karena ruang lingkupnya luas.
Menjadi seorang blogger itu luar biasa, karena mendalami berbagai ilmu.
Menjadi seorang blogger itu suatu kebanggaan, karena mendapatkan banyak teman baru dari berbagai daerah, kota, provinsi, negara, bahkan DUNIA!!

Haha.

Maju terus blogger Indonesia dan jangan berhenti berkarya!

Tak lupa, selamat hari sumpah pemuda!

Friday, 15 August 2014

#SFAndromaxBlog : Harga Tipis, Spesifikasi Keren Abis!



Helooooooo.. Apa kabar kalian semua? Masih jomblo? Apa udah taken? Atau masih belum move on? *senyum setan*

Ngomongin soal move on, kenyataan di lapangan membuktikan bahwa move on itu SUSAH. Kenapa pake capslock segala? Karena emang beneran susah. Dan sayangnya, aku adalah orang yang susah move on *toyor diri sendiri*

Monday, 4 August 2014

Self Potrait Sketch

Mungkin ini bakal jadi postingan terakhir minggu ini, karena besok (04/08/14) rutinitas Aku bakal balik ke semula. Kuliah. Eh tapi sebenernya gak kuliah sih, tapi cuma ((CUMA)) seminar proposal tugas akhir. Doain ya!

Maaf banget yg komentar nya belum sempat dibalas atau blognya belun dapat kunjungan balik, maaf banget. Atau yg mau tukeran banner, maaf. Tapi setelah semua urusan per-seminar proposal-an berakhir Aku bakal balik lagi ke rutinitas liburan, seenggaknya kalo aku udah maju. Hihi.

Sketaa terakhir untuk minggu ini adalah 'Self Potrait'. Enjoy it, guys.

Saturday, 2 August 2014

Taylor Swift Sketch

Hai, selamat datang lagi! Topik postingan kali ini masih sama seperti kemaren. Hehe.

Beberapa hari ini aku lagi punya semangat menggebu-gebu buat belajar gambar. Sampai-sampai aku rajin cari tutorialnya di youtube supaya bener-bener ngerti teknik dan cara gambar yg sebenernya. Karena selama ini aku gambar pake insting tanpa teknik sama sekali, ya walau ujung2nya mesti pake insting juga sih. Hihi.

Aku juga jadi termotivasi buat belajar semenjak, sebut saja dia mawar, mengkritik gambarku. Hehe. Menurutku sih bukan kritik, tapi seperti nganggap remeh gitu, entah aku yg terlalu sensitif atau gimana. Eh kok malah curhat ya, hihi.

Nah, ini dia gambar realisku hari ini. Selamat menikmati.

Friday, 1 August 2014

Belajar Bikin Happy

Hai readers. Selamat datang kembali di blog Aku. Hehe.
Cukup dua cerpen dulu ya bulan ini. Syukurlah, banyak tanggapan positif dari pembaca, walau gak semua bisa tinggalin jejak. Hihi.

Kali ini Aku cuma mau share sedikit hasil jerih payah aku. Yah, namanya juga masih belajar kalau jelek harap dimaklumin. Hehe.
Kita sebut saja, Artwork.

Sunday, 27 July 2014

Happily Ever After




Jika kalian tidak suka dengan cerita yang berakhir dengan kebahagiaan, Aku sarankan untuk berhenti membaca disini. Tapi siapa yang tidak suka dengan cerita yang berakhir bahagia, bukan?

Saturday, 26 July 2014

Kamu dan Senja



Baiklah akan aku beritahu bagaimana akhir cerita ini. Cerita ini akan berakhir dengan kesedihan. Tidak, tidak ada yang pergi pada akhirnya. Tidak ada yang saling meninggalkan. Hanya saja….. Ah, sudahlah. Dimana letak keseruannya jika akhir cerita ini Aku ceritakan di awal?

Wednesday, 23 July 2014

Kenapa Susah Banget Konsisten Nulis Blog


Bahagia itu sederhana. Lewat tulisan pun kita bisa mendapatkan kebahagiaan, kepuasan.
Blog ini memang udah jarang di urus. Gak pernah dibuka, lagi.
Kangen masa-masa dulu, rajin nulis walau alay.
Pernah denger gini, "Konsisten nulis, jangan takut jelek."
Tapi maaf, saya tidak bisa. Hiks.

Sekarang lagi fokus nulis....proposal skripsi. Yah paling enggak sih, nulis.
Kalau flashback ke postingan-postingan dulu di blog ini sih, bawaannya pengen ketawa. Biarlah alay, tulisan-tulisan dulu bisa jadi parameter bagaimana tulisan sekarang. Hehe.

Kalau sudah kepengen nulis, tiba-tiba aja bingung mau nulis apa. Banyak banget postingan yang akhirnya harus jamuran di draft. Iya, banyak. Banyak faktor juga yang mempengaruhi mood buat nulis sebenernya. Berikut mungkin Aku bakal nge-share beberapa alasan Aku kenapa susah banget buat konsisten nulis di blog. Cekidot.

Friday, 6 June 2014

The (Double) Liebster Award

Hai, ketemu lagi dipostingan aku yang kedua di bulan Juni.
Ini pertama kalinya aku dapet 'Liebster Award' selama blog ini dilahirkan, dan itu dua sekaligus. Hahaha. Agak bingung sebenernya mau jawab yang mana duluan. Tapi diusahain jawab dua-duanya deh.

Tuesday, 3 June 2014

Welcome June: Surat Untuk Ruth

Hai, lama banget ya gak nulis-nulis disini. Heheh. Maafkan dakuh, posting terakhir rasanya curhatan ya? iya lagi kesel, maaf :(

Kali ini gue mau menyambut bulan Juni dengan postingan baru. Btw, ini gue ngetik postingan disela-sela ngetik pembahasan buat laporan teknologi sediaan semipadat. Apa itu? Googling aja lah ntar malah makin panjang kalo gue jelasin. Hehe. Oh iya, sedikit perubahan deh ya, mulai postingan ini gak pakai 'Gue' lagi karena aneh aja dan gak biasa, jadi pakainya 'Aku' ya. Hihi.

Postingan ini, gak bisa dibilang review novel sih. Karena aku gak pernah sama sekali review novel, ga berani huehehe. Jadi, postingan ini lebih ke arah pendapat aku tentang novel satu ini. Novel yang bikin salah tafsir cerita, yang ujungnya malah 'Loh, kok gitu?'. Novel yang halaman-halaman terakhirnya aku baca sambil ngantuk, tapi begitu baca dua halaman terakhir aku malah melek dan ngulang baca dibagian aku ketiduran tadi. Haha. Novel yang udah lama bertahan ditumpukkan novel aku yang lain, dan dibaca sedikit demi sedikit selama dua bulan. Maklum lah kuliah padat. Hiks.

Dan, novel itu adalah Surat Untuk Ruth-nya Bernard Batubara.
Penampakan Novel Surat Untuk Ruth
Aku beli novel ini sebenernya diajak temen yang pengen PO novel ini edisi TTD nya. Penasaran juga sih sebenernya, dari judulnya aja udah bikin penasaran apalagi dalemnya *uhuk*



Desain cover-nya simple. Banget. Cukup menggambarkan apa yang diceritakan di dalamnya. Eits, tapi tunggu dulu, ntar kayak aku langsung nebak-nebak endingnya gimana. Sebelum masuk ke ending, ayok liat sinopsisnya dulu xD


Ubud, 6 Oktober 2012

Ruth,

Satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu sejak lama, bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta, namun ditakdirkan untuk tidak bersama?

Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung selama yang kita inginkan. jika waktunya telah usai dan perpisahan ini harus terjadi, apa yang bisa kita lakukan?

Masihkan ada waktu untuk kita bersama, Ruth?

Jika memang kamu harus pergi, berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk menikmati saat-saat terakhir bersamamu. Meski tidak lama, hanya sebentar, seperti senja yang senantiasa kamu lukis, atau seperti ciuman pertama kita yang ragu-ragu. Berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk memelukmu, karena aku belum mengungkapkan seluruhnya yang ingin kukatakan kepadamu.

Ironis, Ruth. Kamu berkata, "Aku sayang kamu" tepat pada saat kamu harus meninggalkanku.

-Areno

Hayoo, dari itu kalian pasti bakal nebak, "ceweknya paling sakit atau pergi tiba-tiba ninggalin si cowok."

Yap, itu prediksi pertama aku. Apalagi begitu membaca lebih dalam, Are menemukan bercak darah pada buku gambar milik Ruth, insting aku dengan bagaimana endingnya nanti malah semakin kuat. Tapi ternyata aku salah....

Cerita ini berawal dari pertemuan Are dan Ruth di pinggir dek sebuah kapal feri yang menuju pulau Bali, dari Banyuwangi menuju Jembrana. Mungkin kalian yang udah pernah baca 'Milana'- nya Bernard Batubara, pasti bakal ingat sama adegan in, 'Perempuan yang menunggu senja'. Pada 'Milana' diceritakan kisah setelah ending, dimana Ruth (Ruthefia Milana) tetap setia menanti Are di dek kapal feri saat mentari sedang terbenam (senja).



Nah, pada Surat Untuk Ruth ini diceritakan bahwa Are memiliki sebuah perasaan spesial kepada Ruth sejak pertama kali bertemu. Begitu pula dengan Ruth, namun ia tidak berani mengungkap perasaannya tersebut karena suatu masalah yang sangat kompleks. Suatu hari Are bertemu dengan Abimayu, klien dalam suatu bisnis, dan Are tidak sengaja melihat foto seorang wanita tampak belakang yang sedang menikmati senja. Itu adalah Ruth.

Sejak saat itu, ia menjadi semakin penasaran dengan Ruth. Begitu banyak hal yang menurut Are sangat misterius dari wanta tersebut. Ia juga tidak sengaja menemukan bercak darah pada salah satu lukisan Ruth. Bercak darah karena apa itu?

Singkat cerita, Abimayu adalah mantan kekasih Ruth selama dua tahun, yang sebenarnya juga adalah anak dari teman mamanya, yang sejak kecil memang telah dijodohkan dengan Ruth. Selama dua tahun menjalin hubungan, hanya tiga bulan pertama ia memiliki perasaan pada Abimayu. Sisanya, karena ia tidak enak dengan Abimayu. Ketika putus pun, itu karena Ruth sudah tidak kuat terus menerus berpura-pura mencintai Abimayu. Anehnya, dengan santai Abimayu meng'iya'kan permintaan Ruth, bahkan ia siap menerima kembali lagi saat Ruth sudah siap untuk belajar mencintainya. Dan lebih parahnya lagi, ternyata pernikahannya dengan Abimayu akan dilaksanakan beberapa bulan mendatang. 'Untuk membahagiakan mama' katanya. Itu lah yang membuat Ruth tidak berani menyakan perasaannya pada Are.

Namun, suatu ketika Are dan Ruth menghabiskan weekend-nya di Bali, Ruth akhirnya menceritakan semuanya, termasuk hari pernikahannya yang akan segera dilaksanakan. Betapa terkejut dan kecewanya Are saat mendengar hal tersebut. Bersamaan dengan itu lah akhirnya Ruth berani menyatakan semuanya, 'Aku sayang kamu, Are', tepat ketika mereka harus berpisah.

Weekend Are dan Ruth di Bali adalah pertemuan terakhir mereka, karena Ruth selalu menghindari ajakan Are untuk bertemu. Menjelang pernikahan Ruth, rasa rindu Are semakin menjadi. Selama dua minggu, ia terus mengirimi Ruth sebuah memoar, sejenis pesan singkat berisi daftar-daftar hal yang ia pikirkan saat pertama kali bangun dari tidur.

26 Oktober 2012. Hari pernikahan Ruth pun tiba, bersamaan dengan hari dimana acara kantor Are, LANSKAP, yang juga diadakan di Pulau Bali. Seperti biasa, dari Banyuwangi Are menyebrangi lautan menuju Bali menggunakan feri. Hari itu tidak seperti biasa, Are berharap cuaca buruk agar pesta pernikahan Ruth setidaknya tidak berlangsung. Namun apa yang ia harapkan tidak sesuai kenyataan cuaca hari itu cerah, sangat cerah. Ia melamun dipinggir dek dan teringat akan mimpinya, dimana sebuah kapal feri terbakar dan asap tersebut menyerupai Ruth. Tiba-tiba saja cuaca menjadi buruk, sebuah gelombang yang sangat besar menyapu habis kapal feri yang ditumpangi Are. Iya, Are telah mati. Dari kejauhan, jiwa Are yang telah tidak memiliki raga melihat seorang perempuan duduk di dermaga sambil memegang kanvas yang berisi surat di atasnya dan itu Ruth. Ia duduk seorang diri, tidak memakai baju pernikahannya, ia lari dari pernikahannya.
Surat Ruth untuk Are

Ini adalah 'part' favorit aku yang bikin dada tiba-tiba nyesek

'Senja hari ini indah sekali. Kurasa, ini senja paling indah yang pernah kulihat selama hidupku. Aku berkhayal menyaksikan senja ini bersamamu.

Are, dimana kamu?'

Kak Bara, kamu tau banget bikin kita mewek. Huhuhu.
Ditunggu loh karya selanjutnya, hihihi.

Yak, sekian postingan kali ini. Thanks for reading :D

Thursday, 10 April 2014

Farmasi Itu, Apa Sih?

Bicara tentang farmasi, orang awam pasti nyebutin 'Apoteker'. Apoteker itu, apa sih?

Penjual obat?
Penjaga toko obat?
Penjaga apotek?
Temen nya dokter?

Wednesday, 9 April 2014

Hello Dunia Maya!

Selamat malam pemirsahhh!
Duh, udah jamuran kali ya ini blog udah lama gak dibelai. Jablay!

Dih. Maaf ya guys, gue terlalu (sok) sibuk di dunia nyata jadi jarang membelai dunia maya. Iya jarang banget. Mau ngepost lewat handphone juga susah, udah ada waktu eh malah kecapean. Jadinya malah keliaran di dunia mimpi.

Di postingan ini gue bingung sebenernya mau ngepost apa. Mau cerita dunia perkuliahan, terlalu kompleks. Mau cerita tentang tugas akhir gue, duh gue jadi keingetan tugas dari pembimbing gue. Mau bikin cerpen, gak ada ide. Jadi gue mau ngapain? Entah.

Karena bingung, di post ini gue bahas gambar-gambar gue aja deh ya yang rajin gue upload di instagram gue @windahuhul (jangan lupa di follow ye, numpang promosi sekalian hihi)

*nb : maaf kalo kualitas gambarnya gak bagus, maklum kamera handphone udah gak fokus
 
Selasa, 08 April 2014 - Ceritanya ini Pevita Pearce, cuma ya gitu, gak mirip -_-

Selasa, 08 April 2014 - Ini Taylor Swift kebanyakan makan cabe ijo, matanya jadi ijo gitu

29 Maret 2014 - Selena Gemes di sela-sela mata kuliah Undang-undang dan Etika Kefarmasian, maafkan saya pak, kuliahnya bikin ngantuk

8 Maret 2014 - Ini Taylor Swift tapi...

25 Februari 2014 - Hadiah ulang tahun buat temen gue yang paling cantik ! Ahaha

21 Februari 2014 - Muka gue sendiri -_-

09 Februari 2014 - Penyemangat hidup gue, means everything to me :)


Yah, mungkin cukup sekian deh postingan kali ini. Gambar gue emang biasa banget, tapi gue gak akan pernah berhenti belajar supaya makin jago! Kalo mau liat lebih banyak, silahkeun langsung ke TKP, instagram gue maksudnya.

Selamat malam!

Friday, 7 February 2014

Rindu

Hai rindu, apa kabar kau?
Ku dengar kini kau berwarna kelabu
Tak nampak dan terlihat semu

Hai rindu, apa kau tidak bosan?
Selalu hadir tanpa alasan
Selalu ada dan tak tersampaikan

Rindu, kau dimana?
Kau terasa tapi tak berwujud kata
Patah satu tumbuh sejuta

Taukah kau, rindu?
Aku ingin bertemu
Tapi semua semu
Terpisah ruang dan waktu

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...