Ocehan Gue Nih :D

Saturday 26 July 2014

Kamu dan Senja



Baiklah akan aku beritahu bagaimana akhir cerita ini. Cerita ini akan berakhir dengan kesedihan. Tidak, tidak ada yang pergi pada akhirnya. Tidak ada yang saling meninggalkan. Hanya saja….. Ah, sudahlah. Dimana letak keseruannya jika akhir cerita ini Aku ceritakan di awal?


Sabtu, 7 Juni 2014
Hari itu aku sedang menghabiskan senjaku di tempat favoritku. Café puncak. Semua terlihat indah dari sini. Bahkan, kamu yang baru saja memasuki pintu itu saja merupakan pemandangan terindah yang pernah aku lihat.

Ya! Itu pertama kalinya aku melihatmu. Dengan kaos merah kesayanganmu, sambil menenteng laptop, kamu berjalan santai menuju meja kedua dari pintu depan. Sepertinya kamu tidak terlalu senang terpapar sinar senja. Mungkin, aku menebaknya dari tempat duduk yang kau pilih.

Setelah nyaman dengan posisi dudukmu, tangan kanan mu kemudian melambai dan lelaki dengan seragam café pun datang menghampiri.

“Hot Capucinno-nya satu,” katamu sambil kembali fokus pada laptopmu. Waiter itu menyebutkan ulang pesananmu tanpa kau hiraukan. Kasihan sekali..

Rabu, 11 Juni 2014
Hari ini kita bertemu untuk kedua kalinya -maksudku, Aku melihat kau kedua kalinya karena mungkin kau menyadari keberadaanku saja tidak-. Kali ini wajahmu terlihat lebih kacau daripada biasanya. Bukan hanya wajahmu, pakaianmu pun ikut kacau. Kau sedang ada masalah ya?

Dari kantung celanamu, kau keluarkan sebungkus rokok. Kau hisap satu batang kemudian kau terbatuk-batuk. Kemudian pada detik berikutnya pandangan kita bertemu. Karena ketahuan sedang memperhatikanmu, aku buru-buru membuang pandanganku ke arah senja.

Jumat, 13 Juni 2014
16.00 WITA
Seperti biasa, di tempat favoritku aku menunggu kamu datang. Tapi sayang, cuaca di luar sana sedang tidak baik. Hujan datang ketika aku baru saja tiba di Café ini.

Tidak ada senja, tidak ada kamu. Aku merasa bosan disini.

20.30 WITA
Aku memutuskan untuk nekat pulang ke rumah karena hujan yang ditunggu tak kunjung reda. Aku melambaikan tangan kananku kemudian seorang waiter datang menghampiri sambil membawa bill pesananku. Aku keluarkan dua lembar uang berwarna biru, “Ambil aja kembaliannya, Mas,” sambil kemudian bangkit dari tempat duduk.

Halte angkutan umum ada di seberang jalan. Sambil menutupi kepalaku dengan tasku, aku berlari kecil ke seberang jalan. Hujan yang lumayan lebat membuatku tidak menyadari mobil merah yang sedang melaju menuju arahku.

Citttttttttttttt.

Aku melihatmu. Aku melihatmu panik keluar dari mobil itu. Tapi…tunggu dulu. Aku juga melihat diriku. Diriku terbaring lemah dengan noda darah dimana-mana. Apakah aku sudah mati?

Untuk beberapa saat kamu memang turun melihat keadaanku. Tapi taukah kamu betapa kecewanya aku melihatmu kemudian pergi meninggalkan jasadku di tengah jalan?

-END-

PS  :  Maafkan aku mengenai akhir ceritanya. Mengenai tidak ada yang pergi pada akhirnya. Tidak ada yang saling meninggalkan. Sungguh, aku tak ingin mengecewakan kalian.


Sumber gambar: 
http://1.bp.blogspot.com/-K9hHKw90tNI/Tq06-LCPS9I/AAAAAAAAARU/STUnkxnAURU/s640/senja-wailago.jpg

6 comments:

  1. KENTAAANG! XD
    Kena Tanggung dibuat kakwind! XD

    baca cerpenku dan minta penilaian kak di:
    http://ketikanafsoebercerita.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe. Kependekan ya kak ci?
      aku udah kesana kemaren dan itu, luar biasa kak ci hahaha
      Ditunggu loh kelanjutannya :p

      Delete
  2. Ceritanya keren kakwind! Blog kawins keren!! pertama kalinya ak visit niih:D sukses terus kak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe. Makasih ya! Sering-sering aja mampir :3

      Delete
  3. Yahh cepat banget matinya. Panjangin lagi lah. Haha

    Mampir ke blog ku Huhulicious :)
    Cholishidayat.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah baru baca komentarnya nih. Sip! Thanks for comming!

      Delete

Cuma baca aja? Yuk tinggalin jejak, supaya aku bisa kunjung balik dan ninggalin jejak di blog kamu :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...