Ocehan Gue Nih :D

Sunday 27 July 2014

Happily Ever After




Jika kalian tidak suka dengan cerita yang berakhir dengan kebahagiaan, Aku sarankan untuk berhenti membaca disini. Tapi siapa yang tidak suka dengan cerita yang berakhir bahagia, bukan?


Jika semua cerita bahagia di awali dengan pertemuan, kisahku ini bahkan diawali dengan perpisahan dan air mata.

Senin, 30 Juni 2014
17.30 WITA
Hari itu, di tempat dan waktu yang sama dengan pertemuan pertama kita, disana juga lah kita mengakhiri semuanya. Kamu dengan semua kebohonganmu dan aku dengan semua air mataku serta orang-orang dengan semua keingintahuannya. Kita berdua sama-sama tau, akan bagaimana cerita kita jika kita tidak mengakhiri semua ini. Kita berdua juga sama-sama tau, bagaimana kita tanpa satu sama lain. Bagaimana cerobohnya aku sehingga selalu butuh kamu sebagai pelindungku. Bagaimana bebalnya kamu sehingga butuh aku untuk selalu menenangkanmu.

Tapi dengan semua kebohonganmu dan kebodohanku, aku sudah tidak sanggup. Kau pun begitu. Kau lelah membuat satu kebohongan untuk kebohongan lainnya. Berbohong saja bisa membuatmu lelah, bagaimana dengan aku yang selalu kau bohongi?

Senin, 26 Mei 2014
15.00 WITA
Memang ada yang salah dengan pandanganku. Mataku mulai minus sejak aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tapi aku terlalu hapal dengan rupamu dari jauh, jadi tidak mungkin aku akan salah lihat. Apalagi Sena juga bertanya padaku siapa yang sedang bersamamu sekarang.

“Ah, mungkin sepupunya, Sen. Yang baru balik dari Ausie,” kataku sambil tertawa pelan tapi tidak bisa menyembunyikan aura penasaranku. Dan Sena pun mengerti sehingga tidak mau melanjutkan pertanyaanya lagi.

19.00 WITA
Kebohongan pertamamu –mungkin- sekaligus pertengkaran pertama kita. Awalnya kamu mengelak dan mencoba membuat kebohongan kedua. Tapi setelah aku bicarakan semua bukti, kau akhirnya minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi semuanya. Semuanya.
Kemudian dengan segala kebodohanku, aku kembali percaya padamu.

Senin, 2 Juni 2014
20.00 WITA
Kebohongan keduamu kembali dimulai disini.
Kau membatalkan janji kita. Tidak biasanya kau membatalkan janji. Sesibuk apapun, kau selalu datang walau terlambat beberapa jam sekali pun. Tapi kali ini, kau selama sekali tidak datang.

Sebenarnya aku mengerti, sangat mengerti. Lelaki seperti kamu, setiap hari bertatap muka dengan puluhan bahkan ratusan orang. Melayani semua keluhan pasien maupun keluarga pasien. Tapi sepulang dari sana, kamu bahkan berusaha untuk tampak segar dihadapanku. Kamu istimewa, setidaknya begitu menurutku.

Tapi mulai malam ini –dari seminggu yang lalu sebenarnya- kau mulai terlihat berbeda. Sedikit brengsek. Hanya kata itu yang terlintas di kepalaku untuk menggambarkanmu.
Dimana kamu, lelaki istimewaku?

Selasa, 3 Juni 2014
Hari ini hari ulang tahun adikmu. Ibumu yang mengundangku. Kamu? Kabar darimu saja tak kunjung datang sejak kemarin.

Aku datang ke rumahmu ditemani Sena. Aku dan Sena disambut hangat oleh seluruh anggota keluargamu, terlebih Ibumu. Sudah beberapa menit aku disini, namun sosokmu tak terlihat.

Bukan hanya aku, tapi seluruh keluargamu juga terkejut melihat kedatanganmu. Kau menggandeng wanita lain. Wanita yang sama yang aku lihat satu minggu yang lalu. Bibirku bergetar, mataku berkaca-kaca, dan lututku lemas. Sena ku pegang erat, jaga-jaga saja seandainya detik juga itu aku akan pingsan.

“Hai, Ra,” kamu menyapaku tanpa perasaan bersalah sedikit pun.

“H…ai,” suaraku sedikit bergetar. ‘Brengsek!’ Umpatku dalam hati.

Minggu, 29 Juni 2014
Sudah 3 minggu tidak ada kabar darimu. Sejak kejadian di rumahmu itu, kau seperti tersangka tabrak lari beberapa minggu lalu yang meninggalkan korbannya ditengah jalan, ditengah hujan.

Seperti aku, aku juga kau tinggalkan begitu saja dengan semua kebohonganmu dan semua kebodohanku. Aku memang bodoh, ya?

Handphone ku berkedip. Satu pesan masuk. Dan tebak, itu dari kamu.

Sender : Rey
290614 – 16.52
Kita perlu bicara, Ra. Aku bakal jelasin semuanya.
Besok, jam 4 sore. Aku tunggu di tempat biasa J

Senin, 30 Juni 2014
18.30 WITA
Satu jam rasanya cukup untuk mendengar semua omong kosong mu. Tentang pertemuan pertamamu dengan wanita itu, -siapa namanya? Bahkan mengingat namanya saja aku tidak sudi- tentang apa yang terjadi antara kau dan dia, dan tentang anakmu yang dikandungnya.

Semua itu sudah cukup melengkapi kebodohanku. Semua kisah kita harus berakhir.
Dan kau tau, apa yang paling membuatku bahagia? Sebelum pulang, kau memberikan undangan pernikahanmu dengannya.

-END-

PS: Maaf, aku tidak menepati janjiku untuk memberikan kisah bahagia seperti di film-film. Tapi percayalah, aku bahagia. Karena untuk pertama kalinya, aku sadar untuk bangkit dari semua kebodohanku – Rara.

Source of picture : Google.com

17 comments:

  1. Hah? Ini kisah nyata? Stragis itu di bilang ending bahagia? Ya ampun Mba besar bgt jiwa kamu *salut. Salam blogger Medan *keepblogging. Tetap semangat :)

    ReplyDelete
  2. Hehe engga, ini hanya fiksi belaka kok. salam kenal juga ya;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kirain kisah nyata ini tadi! Salam kenal ya... Aku juga blogger Medan... :)

      Delete
    2. Medan keren ya, banyak bloggernya yg kecekece hihi.
      Salam kenal!

      Delete
  3. UNTUNG AJA INI FIKSI GILA GUE GAK TAU BAKAL GIMANA KALO ITU BENERAN GUE HEBOH ABIS NIHA. Hahaha. Kunjungan pertama kayaknya. Salam kenal yaa \:D/

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe aku sukses bikin heboh ya? wah..
      Salam kenal juga dwi :D

      Delete
  4. Endingnya gak ketebak, terlalu kereeeen
    mau ngasih saran nih. Tanda "-" aku rasa lebih enak kalo pake "*" aja. Saran aja

    Btw aku juga medan :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Whehe. Makasi ya udah baca ^^
      itu ceritanya dia ngomong dalem hati gitu, but thanks buat sarannya. Hihi.

      Medan keren ya? Aku beberapa kenal blogger dari sana hehe salam kenal

      Delete
  5. Baguss. Alurnya nggak biasa, maju mundur. Aku suka! Endingnya juga sulit ditebak. Lanjutkan! ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, syukurlah ada yg suka hehe. Siap! Tunggu cerpen yg lain ya ^^

      Delete
  6. Itu kalo beneran elo yang ngalamin, jleb bangeet ya huhu.

    Fiksinya keren banget mbak hehe salam kenal ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untungnya cuma fiksi dan semoga ga ada yg ngalamin hehe
      Salam kenal juga ya ^^

      Delete
  7. Akhirnya, kesampean ngomen ini. *padahal niat langsung ngepolowh blognya, eh scroll ke footer, sibuk ngasih makan ikam kamu* hahaaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai eno..
      Ini yg ditwitter kemaren ya? Wah repot-repot kasih makan ikannya, makasih ya hehe

      Delete
    2. Itu ikan yang warna ijo paling banyak makannya. hahaaaa.

      Delete
  8. Winds... Kayaknya aku punya satu saran deh! Plis kamu jangan dengerin lagunya D'Cinnamons yang Loving You biar endingnya gak bangke kayak gini. Aku nyaris sesegukan wins.... Gak kebayang kalau itu kejadian di aku :'''''')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih, Celloss. Baru liat komentarnya nih :""")
      Jangan sampai kejadian sama kamu, nanti aku sedih :''')

      Delete

Cuma baca aja? Yuk tinggalin jejak, supaya aku bisa kunjung balik dan ninggalin jejak di blog kamu :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...